Diposkan pada Filsafat Seni

Hubungan Seni dengan Imajinasi dan Seni dengan Masyarakat

HUBUNGAN SENI DAN IMAJINASI

Imajinasi adalah dinamika dan vitalitas intelek yang dimiliki seorang seniman yang dapat menghidupkan objek- objek mati melalui kedalaman dan ketinggian dunia idenya. Dapat dikatakan pula imajinasi merupakkan suatu proses berpikir, untuk mencerna apa yang ditangkap oleh indera penglihatan, yang kemudian diolah menjadi suatu pemikiran atau ide sehingga menghasilkan suatu yang baru. Sehingga dapat dikatakan bahwa seni itu berbeda dengan kenyataan alamnya.

“imajinasi, suatu gambaran (citra) yang dihasilkan oleh otak seseorang.”

Seni itu bukan meniru alam atau realitas objektif semata-mata. Melainkan perlu mempertimbangkan unsur- unsur utama dari seni itu sendiri misalkan dalam seni rupa unsur- unsur itu seperti, bidang, garis, warna , dlsb. Seperti yang dikatakan Sudarmaji bahwa:

“seni adalah segala manifestasi batin dan pengalaman estetis dengan menggunakan media bidang, garis, warna, tekstur, volume, dan gelap terang.”

Hubungan seni dan imajinasi

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa seni dan imajinasi tidak dapat dipisahkan dan sangat berkaitan satu sama lainnya. Karena tanpa imajinasi tidak akan ada karya seni.

suatu karya seni dapat tercipta karena sudah melalui tahap imajinasi dari sang seniman sendiri, karena imajinasi merupakan awalmula dari dapat terciptanya suatu karya seni, imajinasilah yang melatarbelakangi sang seniman dalam berproses, dan imajinasilah yang melahirkan ide dalam karya seni tersebut.

Sehingga hubungan seni dan imajinasi adalah imajinasi sebagai unsur pembentuk, dan seni sebagai hasil dari karya yang terbentuk, misalkan seperti dalam membangun rumah diperlukan arsitek untuk membuat desain terlebih dahulu, sebelum para pekerja dapat memproses pembangunannya. Karena hal tersebut seni dan imaginasi sangat berhubunga satu dengan lainya.

SENI DAN MASYARAKAT

Dalam hidup masyarakat, materi sangatlah penting bagi kehidupan. segala sesuatu dinilai tinggi berdasarkan nilai materi. Karya seni yang tinggi mutunya adalah karya seni yang mengarah pada kesempurnaan yang dinamis, orisinal dan baru. Sebuah karya seni yang semakin bersifat intelektual akan semakin tinngi nilainya.

Dalam masyarakat Barat, ahli sosiologi seni Jerman, Arnold Hausser, membagi seni masyarakat menjadi 4 golongn besaar.

  1. masyarakat seni budaya elit
  2. masyarakan seni populer
  3. masyarakat seni massa
  4. masyarakat seni rakyat.
  • Masyarakat seni budaya elit merupakan masyarakat seni yang mementingkan segi kerohanian manusia, termasuk intelektualitas. Masyarakat ini hidup ddari perkembangan dan kemajuan pengetahuan mereka. Inilah kaum intelektual yang menghargai hal-hal orisini, unik, individual, selalu baru dalam perbendaharaan rohaniah umat manusia. Maka nilai seni mereka juga mendasarkan diri pada nilai-nilai dasar ini. Sejarah sen kaum budaya elit inilah yang paling banyak ditulis dan di pelajari di berbagai akademi seni di Indonesia. Mereka inilah yang mengembangkan ilmu-ilmu seni, berupa filsafat seni, filsafat kritik seni, sosiologi seni, antropologi seni, ilmu perbandingan seni dan lain-lain yang terus tumbuh dan berkembang.
  • Masyarakat Seni populer rata-rata memiliki nilai baku konvensional, mempunyai nilai pengetahuan yang baku pula, dan logika dipentingkan. Tetapi mereka enggan memasuki nilai-nilai intelektual yang selalu mengajar hakiki kehidupan dan hakiki seni. Jenis film mereka adalah produk Hollywood yang baku. Tontona mereka pertunjukan konvensional yang bermutu, nbacaan mereka buku saku yang berpola alur konvensional tetapi memiliki nilai kejutan dan dengan sendirinya nilai pengetahuan.
  • masayakat seni massa adalah masyarakat seni yang camur aduk yang rata-rata berpendidikan rendah dan menengah. Selera seni mereka dilayani oleh produk massa seperti radio, televise, kaset, dan video yang biasa mendominasi took sewaan. Mereka ini adalah orang-orang yang fanatic dengan seleranya sendiri. Mereka menyukai hal-hal yang sentimental, kekerasan, horror, seks, sensualitas.
  • Masyarakat Seni rakyat adalah seni masyarakat yang memiliki nilai spontanitas, kejujuran, kepolosandan kesederhaan dijunjung tinggi. Individualitas dihindari. Karya seni awalnya bersifat individual, tetapi lantas menjadi milik masyarakatnya, diubah, ditambah, dikembangkan dan dibentuk menjadi format yang diakui sebagai seni oleh masyarakat rakyat ini.

LATAR SOSIAL SENI

setiap karya seni sedikit banyaknya mencerminkan setting masyarakat tempat seni itu diciptakan. Sebuah karya seni ada karena ada seorang seniman yang menciptakannya. Dan, seniaman itu selalu berasal dan hidup dari masyarakat tertentu. Kehidupan masyarakat tersebut merupakan kenyataan yang langsung dihadapi sebagai rangsangan atau pemicu kreativitas kesenimannya. Dalam menghadapi rangsangan penciptaannya, seniman mungkin sekedar saksi masyarakat, atau bisa juga sebagai kritikus masyarakat, atau memberikan pandangan baru yang sama sekali asing pada masyarakatnya.

Sejauh mana sebuah karya seni mencerminkan masyarakatnya harus dicermati dari asal-usul sosial senimannya, pendidikan seni yang diperolehnya, dan untuk kelompok mana ia menciptakan karyanya. Dengan meneliti itu semua akan segera terlihat anasir mana dalam karyanya yang membawa dasar ideology sosial tertentu yang pernah dikenal dan dialaminya. Selain itu, masih harus juga diingat juga sikap seniman terhadap rangsangan yang menjadi objek seninya.

SENI SEBAGAI PRODUK DARI MASYARAKAT

Seni bagi masyarakat adalah sarana untuk peneguh kembali, pendidikan nilai-nilai mapan masyarakat. Dengan demikian, seni merupakan produk masyarakatnya adalah benar sepanjang dipahami bahwa karya seni jenis tertentu itu diterima oleh masyarakatnya karena memenuhi fungsi seni dalam masyarakatnya tersebut.

MASYARAKAT SEBAGAI PRODUK SENI

Berkaitan dengan peranan seni dalam pembentukan masyarakat harus ditinjau dari setiap konteks sosialnya. Misalnya, pada masyarakat Jawa tradisional, peranan seni wayang kulit pada mayarakat Jawa sangat kuat. Wayang adalah pembentuk rohani masyarakat jawa serta guru dan sarana pendidikan moralitas dan spiritualitas masyarakat Jawa. Maka peranan seni dalam kehidupan masyarakat dalam pembentukan spiritual masyarakat masih sangat besar.

Di Indonesia yang masyarakatnya modern, dikota, kepentingan duniawi lebih besar dibandingkan kepentingan spiritualnya. Minat terhadap seni tidak besar apalagi seni modern masih suatu gejala baru, unsur ekstrinsiknya masih asing di masyarakat sehingga pengapresiannya menurun dan mengurangi peran dan fungsi seni dalam masyarakat. Namun di lingkungan negara yang telah maju peradabannya, pengaruh seni elit budaya atas masyarakatnya cukup besar.

SENI DALAM KONTEKS MORAL

Seni yang sejati sudah tentu bermoral, moralnya adalah keindahan itu sendiri, sebab keindahan adalah kebaikan dan kebenaran. Berbicara mengenai seni dalam hubungannya dengan moral, harus digolongkan menjadi menjadi beberapa persoalan, yaitu Dalam persoalan pertama, antara seniman dan karyanya harus ada kesetaraan dipandan dari segi moral. Seniman yang kehidupan moralnya tidak beres tidak layak menghasilkan karya seni yang bermoral tinggi. Tetapi banyak seniman yang kehidupan moralnya kadang berada dibawah moralitas orang biasa, tapi mereka mampu menghasilkan karya seni yang mengandung moralitas tinggi.

Persoalan kedua, pada dasranya karya seni adalah suatu bentuk yang inderawi, dapat dilihat, didengar, atau dilihat dan didengar sekaligus. Didalmnya terdapat nilai instrinsik dan ekstrinsik seni.

Sumber :

Sumardjo, Jakob. 2000. Filsafat Seni. Bandung: Penerbit ITB